Sehari bersama Gajah Sumatera

Mahout Mengeluarkan Jojo dan Ulo. foto: Adli Dzil Ikram


SAYA merasa beruntung bisa berkunjung ke Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet, Aceh Jaya Minggu, (9/9).  Berkat ajakan seorang teman, saya bisa berkunjung ke tempat yang tenang ini. Tentunya, untuk melihat Gajah Sumateradan belajar tentangnya.

Jojo berpose ketika hendak saya foto. foto: Adli Dzil Ikram


GAJAH Sumatera (Elephas maximus sumatranus) adalah salah satu spesies hewan bertubuh besar di Asia yang hanya ada di pulau Sumatera.Gajah Sumatera berukuran lebih kecil daripada gajah lain yang ada di bumi. Kini, Gajah Sumatera teranjam punah, hal itu beriring dengan semakin banyaknya hutan di Sumatera yang hilang. Sekitar 65 % populasi gajah Sumatera mati akibat dibunuh manusia dan 30% kemungkinan mati akibat diracuni manusia.

Memandikan gajah. foto: Adli Dzil Ikram
Memandikan gajah. foto: Adli Dzil Ikram

KABAR tentang Gajah Sumatera yang akan punah membuat banyak pihak yang merasa marah. Ditambah baru-baru ini banyak kejadian gajah mati di Aceh akibat diracun dan dibunh. Salah satu yang paling membekas adalah Bunta. Bunta adalah salah satu gajah yang dirawat di CRU Aceh Utara. (Sejauh ini, saya belum pernah berkunjung kesana). Kematian Bunta menyita banyak pihak, saat itu, semua mendadak peduli. Memang itu sangat tragis. Bunta dibunuh dan diambil gading kirinya.

Jojo menyuapi Ulo. foto: Adli Dzil Ikram


NAMUN Kepudulian itu mendadak hilang. Lantaran banyak kasus-kasus baru yang muncul, mau dari segi politik, budaya, sosial dan agama.

Ulo berpose saat hendak saya foto. foto: Adli Dzil Ikram


MINGGU ITU, seharian saya dan teman-teman bermain bersama keempat gaja yang ada di CRU Sampoiniet. Mereka diberi nama; Jojo, Isabella, Ulo, dan Aziz. Sungguh ini adalah keberuntungan bagi saya. Sudah lama saya berharap-harap untuk bisa berkunjung kemari. Namun, jalan dan jarak masih belum tau dimana titik nolnya.

Dedi dimandikan Jojo. foto: Adli Dzil Ikram



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merasakan Ruang dalam Museum Tsunami

Jam Beker Daud

Sahabat Misterius