Jam Beker Daud

      




   
     Malam itu daud ada rencana untuk bolos sekolah. Sebelum tidur, biasanya daud menyetel jam . kali ini dia tidak menyentuhnya sama sekali. Kiranya jam bekernya aktif seperti biasanya. Malam itu daud tertidur lelap. Daudibrahim adalah anak kedua dari ibrahim dan malala kakaknya sofyan ibrahim. Keluarga mereka hidup dalam kedamaian. Daud dan keluarganya bermukim di peshwar, pakistan.
         
     Pagi selasa , kala itu matahari tidak terlalu menghangatkan burung burung tetap berkicau dengan indah. Daud dan keluarganya masih tertidur lelap dalam kepagian. Biasanya daud lebih dulu  terbangun karena jam bekernya berdering. Tapi tidak untuk kali ini, jam beker daud tak berfungsi lagi.
          Ketika daud terbangun saat itu jam menujukan 08.45 (waktu pakistan). Daud menoleh matanya ke arah jam bekernya. Dia kaget karena jam bekernya tak aktif lagi. Daud bergegas menuju jendela dan menatap alam yang sudah cerah. “astaga aku bolos hari ini"
        
   Segera daud membangunkan abinya yang masih tertidur untuk bekerja, dia dan kakaknya bolos sekolah hari ini. Niat kecilnya terkabulkan. Namun dia didatangi kerinduan pada keenam sahabatnya. Adalah ziyad, falah, muzbullah, tarikh, umar, mansoor. Mereka semua satu madrasah dengan daud. Persahabatan mereka begitu teruji . ada janji yang daud simpan pada keenam sahabat. Namun karena jam bekernya tak berfungsi lagi, janji itu teringkari.
                             
                                                                        ***
        
16 desember, tepat dimana daud bolos sekolah karena jam bekernya. Dan saat itu sedang terjadi pembantain oleh taliban. Taliban adalah sekolompok teroris yang ingin membalas dendam mereka ke penduduk pakistan.
         
   Keenam sahabat daud sedang bercakap cakap  di kelas menunggu guru mereka masuk. Siswa di kelas daud berjumlah 36 siswa dan seluruh siswa madrasahnya berkisar 358 siswa. Tiba tiba, terdengar dari luar suara tembakan. Segenap siswa bergegas berteduh di bawah meja dan kursi di kelas. Juga ada yang terbunuh oleh tembakan taliban dam bom yang mereka daratkan. Dan kala kesunyian hadir, sahabat daud bergegas pergi meninggalkan kelas mereka. Ada pak kazi yang bersembunyi di bawah bangku yang terletak di depan kelas daud. Juga ketika itu bersamaan para teroris taliban mendengar suara mereka dan mereka tertembak dengan sadisnya. “tsussttststts” suara tembakan yang mendarat di tubuh mereka. Adalah pak kazi dan mansoor yang tersisa di bawah bangku kelas daud. Tiba tiba pak kazi memberanikan diri berbicara kepada para teroris “ jelaskan mengapa kalian mebantai sekolah kami?!” gagahnya pada teroris.  Para teroris tak termakan kata pak kazi lalu mereka melakukan tenbakan yang bertubi tubi kepada pak kazi dan mansoor. Keenam sahabat daud juga teman semadrasahnya telah tiada. Pakistan bertumpah darah saat itu.

                                                                           ***
Setelah pembanataian, madrasah yang tadi damai, kini menjadi seperti neraka. Militer pakistan pun mengatahui kejadian ini bergegas mereka melakukan persiapan perang. Sebelum militer pakistan datang taliban terlebih dahulu melakukan aksi bom bunuh diri. Persiapan militer pakistan pun sia sia.
         Kakak daud terkejut ketika meliahat televisi. Dia meliahat sekolah daud banyak darah yang bertaburan dimana mana dan atap sekolah bolong seperti daun di gigit ulat. Kakak daud segera memberitahu kepada daud yang sedang tertidur lelap. Bergegas daud pergi ke madrasahnya. Sesampainya disana segara dia menuju ke kelasnya, dilihatnya keenam sahabat nya di penuhi peluru. mereka pergi tanpa pesan untuk dia. Derai air mata daud begitu kencang membasahi pipinya. Daud begitu kesal dengan hal ini. Jikalau bukan karena jam bekernya pasti dia juga mengikuti jejak mereka. “andai malam itu aku melihat jam bekerku pasti aku bersama mereka, kini aku sendiri. Tuhan ada janji yang masih kusimpan pada mereka. Apakah aku bisa menepatinya” pilunya.                                                                                                                      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merasakan Ruang dalam Museum Tsunami

Sahabat Misterius