Kita Telah Lama Bersama





                                         

Kita telah lama bersama, bahkan mungkin hampir lupa apa itu perpisahan. Banyak waktu yang kita lalui bersama sehingga hari hari yang berlalu itu telah menjadi kenangan dalam ingatan. entah apa gerangan aku menulis ini, tapi serasa ini adalah hal yang harus aku penuhi.

Kawan, kebersamaan kita pernah gagal sehingga banyak orang orang yang menertawakan kita. Dan itu banyak menyisakan luka antara kita. Hal semacam itu sudah sering terjadi di banyak kisah, biarlah luka itu menjadi pengingat bahwa ada kebersamaan yang harus selalu kita jaga.

Disana, dulu kita pernah tertawa, sedih, bercerita. Disana, dulu kita pernah ada untuk saling melengkapi dan memahami satu sama lain. Namun kita harus sadar bahwa kebersamaan disana tak bisa selamanya bisa jadi milik kita.

Disana kita pernah ditertawakan, dicaci dan terjatuh ke lubang kehancuran. Ada juga yang datang dengan belah-kasihannya, entah itu tulus atau sekedar saja supaya di anggap pahlawan. Biarlah kita jatuh, karena masih banyak hari untuk bangkit dan tertawa. Mereka yang menertawakan kita, tak tau bagaimana masa depan kita. Disana, biarkan kita ditertawakan. Tapi disini, mari bangkit untuk menyapa mereka dengan kesuksesan kita. Agar mereka paham bahwa bumi masih berputar.

Kita pernah diatas, disaat itulah mereka datang dan menyapa kita kembali, seakan hari hari disana terasa senang kita jalani, Seakan kita lupa caranya untuk pulang. Banyak diantara kita mengambil kesempatan itu untuk memperbaiki dirinya sendiri, ada juga yang terus menurus peduli kepada orang lain tanpa sekali pun peduli kepada dirinya sendiri, hingga dia tak sadar bahwa dia sedang lelah. Peduli boleh, tapi jangan lupa kalau kita butuh kehiudupan yang bahagia.

Kenanglah!, kucuran keringat membuah hasil, sebuah panggung begah kita bangun untuk mengenang bahwa kita mampu. “Satukan tekad, satukan pikiran, satukan kekuatan, untuk karya terakhir”. Begitulah kata kata yang kita sepakati untuk membangun semangat. Banyak hal yang kita dapat, aku yakin, semua telah tersimpan di jiwa kita masing masing.

Seiring itu berlalu, banyak hari yang kita lalui untuk menangis. Hal hal yang tak di duga kian terjadi. Namun, tak baik jika saling menyalahkan satu sama lain.  Dan saat itu pula kita di jauhi oleh banyak orang, berita ini kian tersebar dan di bicarakan. Sudahlah kawan, semua telah berlalu, nasi telah menjadi bubur. Jika kita terlalu menyesal jangan salahkan diri sendiri, ini salah kita bersama. Manusia pasti pernah berbuat salah, mereka juga ada salah, karena yang besar itu dulunya juga pernah kecil. Wajar jika mereka tertawa, sebab mereka telah besar. Tapi kita harus lebih besar dari mereka suatu saat nanti, namun, tak boleh hanya menanti tanpa usaha dari diri kita. Kawan, usaha itu tak pernah mengkhianati hasil.

Percaya dan bisa adalah dua hal yang berbeda. Jika kita percaya pada diri kita maka kita akan bisa. Gagal adalah hal biasa, yang penting kita sudah mencoba. Hidup ini tak selalu sesuai yang kita harapkan, ada hal hal yang tak bisa di gapai, bukan karena tuhan tak sayang pada kita tapi itu bukan yang terbaik buat kita. Karena tuhan kita maha mengetahui segalanya. Manis pahit hidup telah di atur oleh-Nya, kita hanya bisa terus bersyukur.

Langit tak pernah bilang bahwa dia tinggi, bunga juga tak pernah bilang dirinya wangi. Nah, dari situ kita bisa ambil contoh untuk selalu bersyukur. Bahwa yang kita miliki saat ini adalah titipan tuhan semata. Jadi jangan sesekali untuk bersikap sombong, karena pada dasarnya kita semua pernah tumbuh dan besar disana. Tak perlu mengingat kenangan pahit tentang disana sehingga kita enggan untuk berkumpul kembali.

Sudah sekian lama berpisah, sejak hari itu, diantara kita mungkin sudah pergi jauh entah kemana. Dan entah kapan bisa betermu kembali. Ada yang datang, ada yang pergi begitulah kehiudupan. Tapi kita harus tetap saling berbagi satu sama lain. Ingat bahwa di jidad kita ada nama “Ibu” kita bersama dan nama “Kita”.

Kawan, jika kita menginginkan mahkota maka kita harus siap untuk menanggung seberat apa pun mahkota tersebut. Tanyakan pada diri kita, mahkota apa yang diinginkan?. Kita hanya diberikan satu kali kesempatan disetiap hal, oleh demikian, pergilah ketempat yang kita ingin pergi, gapailah apa yang ingin kita gapai, mimpilah apa yang kita mimipikan, dunia semakin kejam, karena yang bukan siapa siapa mana bisa dapat apa apa.

Sudahah, semua telah berlalu. Biarkan kenangan pahit tetap menjadi bubur. Masih banyak yang kita lalui, kita harus yakin bahwa kita bisa, suatu hari nanti. Luka, perih itu semua hal biasa. Lihatlah orang orang bagaimana dia jatuh bisa bangkit lagi. Ketika kita mengucapkan “sampai jumpa” waktu tidaklah bergulir begitu saja, dan semua tak sepenuhnya menjadi harapan kita, semuanya harus kita hadapi. Lanjutkan cerita.

Dimana akan ada canda?
Dimana akan ada tawa?

  






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merasakan Ruang dalam Museum Tsunami

Jam Beker Daud